Profil Desa Senon
Ketahui informasi secara rinci Desa Senon mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Senon, Kecamatan Kemangkon, yang mengalami transformasi fundamental akibat pembangunan Bendungan Slinga. Mengupas dampak sosial-ekonomi dari Proyek Strategis Nasional (PSN), kisah relokasi warga, dan semangat resiliensi dalam membangun masa de
-
Desa Terdampak Langsung PSN
Desa Senon merupakan salah satu desa yang paling terdampak oleh Proyek Strategis Nasional Bendungan Slinga, di mana sebagian besar wilayahnya, termasuk lahan pertanian dan permukiman, ditenggelamkan untuk area waduk.
-
Transformasi Sosial-Ekonomi Fundamental
Mengalami pergeseran drastis dari desa yang bertumpu pada agraris menjadi komunitas dengan mata pencaharian yang jauh lebih beragam sebagai akibat dari hilangnya lahan produktif.
-
Narasi Pengorbanan dan Pembangunan Kembali
Memiliki kisah unik dan mendalam tentang pengorbanan demi kepentingan nasional yang lebih luas, serta semangat gotong royong dan daya juang dalam membangun kembali tatanan komunitas dan harapan baru.

Di tepian hamparan air Waduk Slinga yang tenang di Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, terbentang sebuah desa dengan kisah yang luar biasa. Inilah Desa Senon, sebuah komunitas yang wajah dan takdirnya telah didefinisikan ulang oleh salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) terbesar di wilayah tersebut. Berbeda dengan desa-desa lain yang menerima manfaat irigasi, Senon justru memberikan pengorbanan terbesar: merelakan sebagian besar tanah leluhurnya, termasuk sawah dan permukiman, untuk ditenggelamkan demi terwujudnya bendungan yang kini mengairi puluhan ribu hektar lahan. Kisah Desa Senon bukanlah tentang panen padi, melainkan tentang panen harapan baru dari sisa tanah yang ada, sebuah narasi tentang pengorbanan, adaptasi dan resiliensi.
Data demografi dan geografi Desa Senon saat ini mencerminkan realitas baru pasca-pembangunan bendungan. Luas wilayahnya kini tercatat sekitar 1,55 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 1.985 jiwa (Data per Juni 2025). Angka ini menghasilkan kepadatan penduduk 1.280 jiwa per kilometer persegi. Di bawah kode pos 53381, komunitas Desa Senon yang sekarang lebih ramping secara teritorial, tengah menapaki babak baru dalam sejarah panjang mereka.
Proyek Strategis Nasional dan Wajah Baru Desa Senon
Pembangunan Bendungan Slinga yang bertujuan untuk optimalisasi irigasi, pengendalian banjir, dan penyediaan air baku, menempatkan Desa Senon dalam posisi yang sangat terdampak. Lokasinya yang strategis membuat sebagian besar wilayahnya masuk ke dalam area genangan waduk. Proses ini mengubah lanskap desa secara permanen. Hamparan sawah yang subur dan beberapa dukuh permukiman kini berada di dasar waduk, menjadi "desa kenangan" bagi para penduduknya.
Proses pembebasan lahan dan relokasi warga menjadi sebuah babak yang penuh tantangan dan dinamika. Pemerintah, baik pusat, provinsi, kabupaten, hingga desa, bekerja keras untuk memastikan proses ganti untung dan pemindahan warga berjalan lancar. Ratusan keluarga harus meninggalkan rumah dan tanah yang telah mereka tinggali selama beberapa generasi untuk memulai kehidupan baru di lokasi yang telah disiapkan atau di tempat lain pilihan mereka.
Kini, wajah Desa Senon telah berubah total. Desa ini menjadi desa "tepian waduk". Pemandangan air yang luas menjadi latar belakang kehidupan sehari-hari. Perubahan geografis ini secara fundamental juga mengubah orientasi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakatnya. Desa Senon yang baru adalah sebuah komunitas yang sedang beradaptasi dan mendefinisikan ulang masa depannya di tepi mahakarya infrastruktur yang menenggelamkan masa lalunya.
Transformasi Ekonomi: Dari Petani menjadi Masyarakat Multi-profesi
Dampak paling signifikan dari pembangunan Bendungan Slinga bagi Desa Senon ialah hilangnya sebagian besar lahan pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi selama berabad-abad. Transformasi ini memaksa warga untuk beradaptasi dan mencari sumber-sumber penghidupan baru. Dari yang semula merupakan masyarakat agraris yang homogen, kini Desa Senon menjadi komunitas dengan profesi yang jauh lebih beragam.
Sebagian warga yang menerima ganti untung memanfaatkan dana tersebut untuk memulai usaha baru. Geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mulai tumbuh. Warung makan, toko kelontong, usaha jasa, dan bengkel menjadi beberapa pilihan utama. Sebagian lainnya beralih profesi menjadi pedagang atau pekerja di sektor informal di perkotaan.
Potensi ekonomi baru juga muncul dari keberadaan waduk itu sendiri. Beberapa warga mulai menjajaki budidaya ikan keramba jaring apung (KJA) atau menjadi nelayan tangkap di area waduk. Selain itu, pesona pemandangan waduk membuka potensi wisata yang jika dikelola dengan baik, dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi desa.
"Dulu hampir semua di sini petani. Sekarang sudah macam-macam. Ada yang buka warung, ada yang jadi nelayan. Sawah kami memang hilang, tapi kami harus tetap cari jalan untuk hidup. Ini tantangan bagi kami untuk lebih kreatif," ungkap seorang warga yang kini beralih menjadi pengusaha kecil.
Memori Kolektif dan Identitas Budaya yang Terbentuk Kembali
Di balik perubahan fisik dan ekonomi, ada dampak tak benda yang sangat kuat, yaitu terbentuknya memori kolektif tentang "desa lama". Bagi generasi tua, kenangan akan sawah, sungai kecil, dan rumah yang kini telah tenggelam menjadi bagian dari percakapan sehari-hari. Ada rasa nostalgia dan kehilangan, namun di saat yang bersamaan, tumbuh sebuah kebanggaan kolektif karena telah berkontribusi pada sebuah proyek nasional yang bermanfaat bagi banyak orang.
Identitas Desa Senon kini terbelah antara masa lalu dan masa depan. Nama "Senon" sendiri, yang diyakini berasal dari nama sejenis pohon (Pohon Kesambi atau Schleichera oleosa), menjadi pengikat terakhir dengan sejarah pra-bendungan mereka. Kini, identitas baru sebagai "warga tepian Waduk Slinga" mulai terbentuk.
Pemerintah desa dan tokoh masyarakat memegang peran penting dalam menjaga kohesi sosial di tengah perubahan ini. Memastikan bahwa warga yang direlokasi dan warga yang tetap tinggal dapat berbaur dan membangun kembali rasa kebersamaan menjadi prioritas utama untuk mencegah friksi sosial dan membangun komunitas Senon yang baru dan solid.
Peran Krusial Pemerintah Desa dalam Mengawal Perubahan
Tidak ada yang lebih merasakan kompleksitas perubahan ini selain Pemerintah Desa Senon. Selama proses pembangunan bendungan, mereka berada di garda terdepan, menjadi jembatan antara pemerintah pusat/kabupaten dengan warganya. Mereka harus mengelola harapan, kekhawatiran, dan bahkan protes dari warganya, sambil memastikan program pemerintah berjalan.
Setelah proyek selesai, tugas mereka beralih ke agenda pembangunan kembali. Fokus utama Pemerintah Desa Senon saat ini ialah:
- Pemberdayaan EkonomiMendorong dan memfasilitasi tumbuhnya UMKM dan sumber ekonomi baru untuk menggantikan sektor pertanian yang hilang.
- Pembangunan Infrastruktur BaruMembangun jalan, drainase, dan fasilitas umum lainnya untuk menata kembali wilayah desa yang tersisa agar menjadi permukiman yang layak dan nyaman.
- Pengembangan Sumber Daya ManusiaMemberikan pelatihan dan keterampilan baru kepada warga agar mampu beradaptasi dengan peluang kerja yang berbeda.
"Ini adalah babak baru yang menantang sekaligus penuh peluang. Tugas kami adalah memastikan tidak ada warga yang tertinggal. Pengorbanan yang telah kami berikan harus berbuah kesejahteraan di masa depan, baik bagi daerah lain yang teraliri irigasi maupun bagi warga Senon sendiri," kata seorang perwakilan pemerintah desa dengan nada optimis.
Menatap Masa Depan dari Tepian Kenangan
Kisah Desa Senon adalah sebuah cermin besar yang merefleksikan sisi lain dari kemegahan pembangunan. Ia adalah narasi tentang pengorbanan, tentang komunitas yang harus berdamai dengan masa lalu yang ditenggelamkan demi masa depan orang banyak. Namun kisah ini bukan berakhir dengan kesedihan, melainkan dengan semangat resiliensi yang luar biasa.
Desa Senon kini menatap cakrawala baru dari tepian waduk yang menenggelamkan kenangannya. Dengan memanfaatkan potensi baru yang ada di depan mata—perikanan, pariwisata, dan wirausaha—serta dengan semangat gotong royong yang tersisa, Desa Senon sedang menulis babak barunya. Kisahnya menjadi pengingat abadi bahwa di balik setiap infrastruktur yang megah, ada denyut kehidupan manusia yang berkorban, beradaptasi, dan terus berjuang untuk menumbuhkan harapan.